RADAR UPDATE | MAMUJU — Sejumlah warga di Desa Benggaulu menyesalkan penertiban Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) yang dilakukan oleh sejumlah personil Tim gabungan GAKKUM Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkesan tebang pilih, sehingga warga menduga telah terjadi praktik gratifikasi (penyuapan) dalam kasus tersebut.
Husaema warga Desa Benggaulu menyampaikan dugaan "praktik gratifikasi" itu ditengarai penertiban yang tidak menyeluruh di lokasi penambangan emas oleh warga di sekitar Sungai Benggaulu, Kabupaten Mamuju Utara.
"Yang ditertibkan dan ditutup hanya yang di Desa Benggaulu. Sedangkan yang di Desa Sanjango Mamuju Tengah tidak ditindak dan hanya dibiarkan terus menambang. Padahal lokasi tambang rakyat yang tertibkan hanya berjarak 100-an meter dengan tambang yang mereka tidak tutup," terang warga Benggaulu, Husaema di kediamannya, Rabu (17/8).
Dijelaskannya, dilokasi Peti ada beberapa alat berat (eksavator) yang beroperasi di Sungai Benggaulu berjumlah lima unit, namun yang ditertibkan hanya berjumlah dua unit.
"Ada apa ini sebenarnya? Masa yang cuma dua alat ditertibkan sedangkan yang lima unit dibiarkan beroperasi. Siapa pun yang lihat ini pasti akan bertanya-tanya," tutur Husaema seraya mendesak agar pihak Direktorat Krimsus Polda Sulawesi Barat (Sulbar) segera mengusut tuntas masalah ini karena patut diduga terjadi penyuapan kepada oknum pejabat Gakkum KLHK dari para pemilik tambang tersebut.
"Bisa jadi Krimsus Polda sudah mencium adanya permainan dalam kasus ini sehingga Jum'at pekan lalu langsung tinjau sekaligus menertibkannya di lapangan dan memeriksa sejumlah oknum yang sinyalir terkait kasus tersebut. Jika perlu tangkap, tahan, adili dan penjarakan semua yang terlibat, baik penyuap maupun yang disuap," tukas Husaema.
Sementara Heribertus, Pos Gakkum KLHK Mamuju yang dikonfirmasi telpon WhatsApp tidak berhasil, kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi via chat WhatsApp tidak dibalas.
Konfirmasi ini mempertanyakan soal tanggapan Heribertus selaku Pos Gakkum terkait ke nomor WhatsApp nomor 0808225315XXX juga tidak mendapat jawaban maupun tanggapan hingga berita ini naik tayang. (red)